Source: http://caramembuat524.blogspot.com/2014/02/cara-membuat-rating-bintang-blog-di.html t-rating-bintang-blog-di.html AL WASHLIYAH KOTA TANJUNG BALAI

WELCOME TO BERITA AL JAM'IYATUL WASHLIYAH KOTA TANJUNG BALAI - SUMATERA UTARA


widgets

Rabu, 05 Oktober 2016

Jejak Islam dan Perjalanan Alwashliyah di Kota Tanjungbalai Oleh : Gustami,S.Sos.I M.M.Pd ( Ketua PD Alwashliyah Kota Tanjungbalai )

Jejak Islam dan Perjalanan Alwashliyah di Kota Tanjungbalai
Oleh : Gustami,S.Sos.I M.M.Pd ( Ketua PD Alwashliyah Kota Tanjungbalai )

Sketsa : Jejak Islam dan Perjalanan Al Washliyah di Kota Tanjungbalai Merupakan Sejarah Perjalanan dan Perkembangan Islam di Kota Tanjungbalai serta di Iringi Perjalanan Al Washliyah dalam menopang Pendidikan dan Dakwah sebagai Upaya Perkembangan Islam Zaman Berzaman. Sketsa Sederhana ini di tulis dalam rangka Gebyar Hari Lahir Alwashliyah Ke 85 Kota Tanjungbalai.

1.      Kesultanan Asahan
Kesultanan Asahan berdiri tahun 1630 di wilayah yang sekarang menjadi Kota Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Kabupaten Batubara, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Kabupaten Labuhanbatu, dan Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Kesultanan ini ditundukkan Belanda pada tahun 1865. Kerajaan ini melebur ke dalam negara Indonesia pada tahun 1946. Di bawah pemerintahan Sultan Muhammad Hussein Syah (1813 – 1854) dan anaknya, Sultan Ahmad Syah, Asahan merupakan kerajaan yang disegani di daerah antara Serdang dan Siak dan mempunyai pengaruh besar di Batu Bara, Bilah dan Panai. Di masa inilah terjadi pertembungan antara Belanda, Inggris dan Aceh di Asahan karena Belanda dan Inggris masing-masing bersaing untuk meluaskan kekuasaan penjajahan dan perdagangan mereka di pesisir timur Sumtera sementara Aceh pun berkeras mempertahankan kedaulatannya di Asahan.

Raja Abdul Jalil, Sultan pertama Asahan merupakan putra Sultan Iskandar Muda. Asahan menjadi bawahan Aceh sampai awal abad ke-19.

Pada tanggal 12 September 1865, kesultanan Asahan berhasil dikuasai Belanda. Sejak itu, kekuasaan pemerintahan dipegang oleh Belanda. Kekuasaan pemerintahan Belanda di Asahan/Tanjung Balai dipimpin oleh seorang Kontroler, yang diperkuat dengan Gouverments Besluit tanggal 30 September 1867, Nomor 2 tentang pembentukan Afdeling Asahan yang berkedudukan di Tanjung Balai dan pembagian wilayah pemerintahan dibagi menjadi tiga, yaitu:
1.          Onder Afdeling Batubara
2.          Onder Afdeling Asahan
3.          Onder Afdeling Labuhan Batu
Sultan terakhir Asahan lebih merupakan Kepala Keluarga dari kerabat kerajaan yang masih ada. Sultan Asahan I, Sultan Abdul Jalil, adalah putera Sultan Iskandar Muda dari Kesultanan Aceh yang menikah dengan Siti Ungu Putri Berinai (Siti Unai), puteri Raja Halib (al-Marhum Mankat di-Jambu), dari Pinangawan.
Penabalan Sultan Abdul jalil sebagai raja pertama Kerajaan Asahan di Kampung Tanjung kemudian memulai sejarah pemerintahan Kerajaan Asahan pada tahun 1630. Dalam catatan sejarah, Kerajaan Asahan pernah diperintah oleh sebelas orang raja, sejak raja pertama Sultan Abdul Jalil pada tahun 1630 sampai dengan Sultan Syaiboen Abdul Jalil Rahmadsyah tahun 1933, yang kemudian mangkat pada tanggal 17 April 1980 di Medan dan dimakamkan di kompleks Mesjid Raya Tanjungbalai. Adapun urutan-urutan Sultan di Asahan tersebut adalah
1.    Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah (1930-.......)
2.    Sultan Saidisyah (16...-17....)
3.    Sultan Muhammad Rumsyah (17...-1760)
4.    Sultan Abdul Jalil II (1960-1965)
5.    Sultan Dewasyah (1965-1805)
6.    Sultan Moesasyah (1805-1808)
7.    Sultan Alisyah (1808-1813)
8.    Sultan Muhammad Husinsyah (1813-1859)
9.    Sultan Ahmadsyah (1859-1888)
10.   Sultan Muhammad Husinsyah II (1888-1915)
11.   Sultan Syaiboen Abdul Jalil Rahmadsyah III (1933-1980)
12.   Sultan Kamal Abraham Abdul Jalil (1980-…)
2.      Jejak Islam Di Kota Tanjungbalai
Jejak Islam Di Kota Tanjungbalai tidak terlepas dari perjalanan kerajaan Islam Kesultanan Asahan dengan salah satu bukti Keberadaan  masjid Raya Ahmadsyah  ini berkaitan langsung dengan Kesultanan dan  penobatan nama Masjid “Ahmadsyah” jelas diambil atau dinisbahkan dari nama Sultan Ahmadsyah yang memerintah Kesultanan Asahan pada tahun 1954.
Masjid Raya Ahmadsyah ini merupakan masjid tertua yang pernah ada di Tanjung Balai karena memang sebagaimana yang disebutkan sebelumnya masjid ini berkaitan langsung dengan Kesultanan Asahan yang pernah ada di Tanjung Balai. Dalam perkembangan selanjutnya, baik pada masa ataupun pasca Kesultanan Asahan masjid ini menjadi pusat pelbagai kegiatan, baik itu yang berkaitan dengan keagamaan, sosial dan budaya masyarakat Islam di Tanjung Balai. Hal ini jelas menunjukkan kalau Masjid Raya Ahmadsyah ini memiliki peran signifikan bagi masyarakat Tanjung Balai,Secara fisikal masjid ini masih terawat secara baik, walaupun telah ada upaya “peremajaan” bangunan fisik masjid tersebut. Namun, bukti-bukti historis masjid ini masih sangat jelas terlihat. Sebagaimana sebelumnya disebutkan Masjid Raya Ahmadsyah Tanjung Balai memiliki peran signifikan bagi perkembangan Islam di Tanjung Balai. Sebab, masjid ini selain sebagai saksi sejarah yang paling nyata yang masih tersisa, di samping yang lainnya mengenai perkembangan dan dinamika Islam di Tanjung Balai, terutama pada masa Kesultanan Asahan. Termasuk juga di dalamnya perlawanan masyarakat Tanjung Balai dalam menghadapi para penjajah karena memang masjid ini juga dijadikan sebagai pusat komunikasi umat Islam dalam pelbagai aspek kehidupan.
3.      Perjalanan Al Jam’iyatul Washliyah di Kota Tanjungbalai
Sebagai kesultanan yang berada dalam pengaruh kebuadayaan Islam, maka di Asahan juga berkembang kehidupan keagamaan yang cukup baik. Bahkan, ada seorang ulama terkenal yang lahir dari Asahan, yaitu Syeikh Abdul Hamid. Ia lahir tahun 1880 (1298 H), dan wafat pada 18 Februari 1951 (10 Rabiul Awal 1370 H). Datuk, nenek dan ayahnya berasal dari Talu, Minangkabau. Syekh Abdul hamid belajar agama di Mekkah, karena itu, ia sangat disegani oleh para ulama zaman itu.
Dalam perkembangannya, murid-murid Syekh Abdul Hamid inilah yang kelak mendirikan organisasi Jamiyyatul Washliyyah. Sebuah organisasi yang berbasis pada aliran sunni dan mazhab Syafi'i. Dalam banyak hal, organisasi ini memiliki persamaan dengan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) yang didirikan oleh para ulama Minangkabau. Adanya banyak persamaan ini, karena memang para ulama tersebut saling bersahabat baik sejak mereka menuntut ilmu di Mekkah. Pandangan para tokoh agama ini sangat berbeda dengan paham reformis yang dibawa oleh para ulama muda Minangkabau, seperti Dr. Haji Abdul Karim Amrullah. Oleh sebab itu, sering terjadi polemik di antara para pengikut kedua paham yang berbeda ini.
Di paruh pertama abad ke-20, sekitar tahun 1916, di Asahan telah berdiri sebuah sekolah yang disebut Madrasah Gubahan Islam . Sebagai direktur pertama, ditunjuk Syekh Abdul Hamid. Dalam perjalanannya, madrasah Gubahan Islam  ini kemudian berkembang menjadi salah satu pusat pendidikan Islam yang penting di Asahan, bahkan termasuk di antara madrasah yang terkenal di Sumatera Utara, sebanding dengan Madrasah Islam Stabat, Langkat, Madrasah Islam Binjai dan Madrasah al-Hasaniyah Medan. Di antara ulama terkenal lulusan sekolah Asahan ini adalah Syeikh Muhammad Arsyad Thalib Lubis (1908-1972).
Al Jam’iyatul Washliyah yang lahir Pada 30 November 1930 dan bertepatan 9 Rajab 1349 H Di kota Medan, Sumatera Utara. Al Jam’iyatul Washliyah yang lebih di kenal dengan sebutan Al Washliyah lahir ketika bangsa Indonesia masih dalam penjajahan Belanda dan ummat islam Indonesia dalam keadaan terpecah belah.
Tahun 1933 Alwashliyah sampai di daerah Asahan Tanjungbalai,dan telah berdiri pendidikan – pendidikan Madrasah Alwashliyah dan Pengurus ranting – Ranting Al washliyah, salah satunya Madrasah Al Washliyah Sei Serindan,Sei Kepayang,Pematang, Teluk Nibung dan Sei Apung Kebun Kelapa. Cepatnya Al Washliyah Ke Tanjungbalai karena Muhammad Arsyad Tholib Lubis Yang merupakan pendiri Al Washliyah sering datang ke Kota Tanjungbalai sembari belajar dan mengajar.
Tokoh Al Washliyah Syekh Ismail Abdul Wahab adalah ulama dan pejuang islam di kota Tanjungbalai yang merupakan guru besar di kota Asahan Tanjungbalai waktu itu ( yang meninggal dunia di tembak Belanda Tujuh kali), merupakan salah satu pengurus Al Washliyah di Tanjungbalai ( Pendiri Perguruan Gubahan Islam )dan di Lanjutkan perjalanan Al Washliyah oleh tuan Thohir Abdullah sebagai penerus perjuangan Al washliyah pada tahun 1945.
Besarnya pengaruh da’i dan guru serta ulama Al Washliyah sebagai pembimbing ummat tentunya tidak bisa terlepas dari perjalanan islam di Kota Tanjungbalai. Al Washliyah berperan aktif mulai tahun 1933 sampai sekarang dalam membangun kemajuan negri ini lewat pendidikannya. Al washliyah sampai hari ini memiliki 11 satuan pendidikan Madrasah yang terdiri dari RA sampai Madrasah Aliyah Tentunya sedikit banyak memberikan kontribusi terhadap perkembangan islam di Kota Kerang tercinta ini.
Kota Tanjungbalai mayoritas Islam dan mayoritas berwashliyah. Ini dibuktikan banyaknya para ulama dan ustadz saat ini adalah kader – kader Washliyah. Diantaranya adalah :
H. Ma’ruf ( Ketua MUI ) , H. Sahlan Sitorus ( Ulama Besar Kota Tanjungbalai ), Dr. H. Thamrin Munthe,M. Hum,( Wali Kota  Tanjungbalai ), sejengkal – demi sejengkal tanah di Kota Tanjungbalai ini adalah Buminya Alwashliyah.
Perjalanan Islam dan Al washliyah suatu kesatuan yang tiak bisa di pisahkan dari sejarah di kota Kerang Tercinta ini. Washliyah mengembangkan islam lewat Madrasah dan Da’i nya, menciptakan kader – kader yang militan,lewat pandu dan gerakan pemuda Alwashliyah untuk menantang penjajah Belanda dengan pekik Takbir “Allahu Akbar”.
“Dirgahayu Alwashliyah Ke 85”

Hidup lah washliyah zaman ber zaman 


Foto : Syekh Ismail Abdul Wahab
Tokoh Alwashliyah yang di eksekusi Belanda denga tujuh kali tembakan 


Foto : Muhammad Thohir Abdullah ( Tuan Thohir )
Ulama dan Penerus Alwashliyah Generasi ke II


Dokumen Madrasah Al Washliyah Sei Serindan Asahan Tanjungbalai



Foto : Pengurus Al Washliyah Asahan Dan Tanjungbalai

Dokumen Catatan Madrasah Al Washliyah Asahan Tanjungbalai


Dokumen Catatan Pengurus Cabang Dan Ranting Al Washliyah
Asahan Tanjungbalai


Dokumen Catatan Nama Pengurus Pandu Al Washliyah
Tanjungbalai Asahan


Masjid Raya Sultan Ahmadsyah
Salah Satu Peninggalan Kesultanan Islam Asahan Di Kota'
Tanjungbalai Asahan


Mushalla Al Washliyah 
Salah Satu Bukti Dimana Al Washliyah Kota Tanjungbalai
Dalam Pengembangan Dakwahnya Aktif Zaman Berzaman







Senin, 11 Juli 2016

BERKARYA DALAM MIMPI
MERAJUT ASA MENEMBUS BATAS UNTUK SEBUAH NILAI !

WISATA RELEGI SUNGAI ASAHAN
Oleh : Ustadz. Gustami, S.Sos.I
" Khayalan 2014, Entah Siapa pun yang melaksanakannya, ! Wallahu'alam "
Kota Tanjungbalai yang dibelah oleh sungai silo tentang letak dipinggir sungai asahan yang bermuara keselatmalaka mempunyai kawasan sungai yang sangat indah dan luar biasa ditambah tumbuhnya pulau-pulau kecil dan pasir putih serta tumbuhan pantai yang khas seperti : tumbuhan putat yang biasa dimakan masyarakat pantai sebagai Vegetarian ( Ulam ),pohon berombang jenis mangrop yang pohonnya kuat untuk menahan erosi  dan buahnya sangat nikmat, dan pohon sagu yang tentunya banyak manfaat yang dapat diolah sebagai bahan pokok makanan, hal ini dapat dijadikan , disepanjang sungai asahan hampir setiap sorenya kami perhatikan banyak masyarakat dan nelayan mencari ikan dengan cara memancing,menjala baik itu untuk kebutuhan hidup maupun hanya sekedar iseng ini menunjukkan bahwa potensi sungai asahan memiliki nilai wisata dan ekonomis yang perlu dikembangkan untuk masyarakat luas
Tanjungbalai saya ungkapkan lewat sebuah syair oleh bapak H. Jalidar AB yang dalam baitnya sungai asahan biru membayang bagai melambai mengajak pulang.
Izinkan saya bermimpi menjadikan sungai asahan sebagai wisata religi. 
 1
 2
3
Ketarangan :
1   1. Kita klaim nama pulau ini adalah pulau nangka alasannya pulau ini terletak berhadapan dengan sei nangka ( Wilayah Asahan ) walau pun pulau ini dekat dengan Es Dengki namun untuk memudahkan ciri khasnya saja, dipulau ini selain dibeton keliling dan ditimbun pasir putih juga akan ditanami pohon nangka namun tetap mempertahankan tumbuhan mangrov, dipulau ini terdapat rumah penjaga pulau dan fasilitas umum lainnya seperti Wc, Kamar Mandi, Ruang Ibadah dan dibuat sentra kerajinan pengolahan keripik kepah atau kerupuk ikan oleh-oleh dari kota Tanjungbalai pulau ini nantinya akan tersambung dengan jembatan goyang dengan pulau buaya ( lihat foto 3 pulau Nangka dan pulau buaya saling berdekatan )
2   2. Kita klaim nama pulau ini Pulau Buaya selain sejarah dahulunya disekitar pulau ini banyak Buaya, juga pulau ini terletak dikawasan kelurahan kapias pulau buaya, dipulau ini memang sudah banyak dikunjungi orang karena pasir pantainya yang indah dan nantinya selainnya dibeton keliling dan ditimbun pasir putih dan akan dibangun rumah ibadah seperti mesjid, gereja,vihara maka dipulau ini akan terdapat semua rumah ibadah ummat beragama dan dipulau ini dibuat penagkaran buaya untuk mempertahankan sejarah dan khasnya terdapat didalamnya rumah penjaga pulau, toko aksesoris,toko jajanan kuliner dan penginapan model rumah pantai ( Rumah panggung )
3   3. Pulau nangka dan pulau buaya yang dipecah aliran anak sungai akan dihubungkan lewat jembatan gantung
 1
 2
 3
 4
 5
6
Keterangan foto :
Foto ini adalah kawasan pantai desa sungai nangaka sampai pada foto nomor 1 itu adalah penghujung atau sudah memasuki sungai udang ( daerah ini kalau dilihat dari pulau buaya berada dihujung sebelah kanan dan kalau dilihat dari seberang desa Sei merbau atau pematang pasir ) dan disitu akan dibangun penginapan model rumah nelayan, restoran terapung seperti pada gambar nomor 2 ( diper’indah ) dan dibuat dermaga 50 meter menjorok kesungai untuk wisata mancing mania dan tempat naiknya wisatawan dari perahu (sampan ) dan sentra kerajinan terbuat dari kerang disepajang sungai nangka, sungai udang dan sungai jawi-jawi diadakan pembetonan pinggir pantai dan penimbunan pasir ( reklamasi pantai yang ditanami pohon berombang foto nomor 3 dan 4 ) dan didaerah pantai sungai nangka terdapat bagian-bagian penginapan pinggir pantai maupun restoran terapung atau kuliner seafood dan ada toko penjualan terasi ( belacan ) sebagai ciri khas sambal daerah pantai, ( lihat foto nomor 6 terdapat dipinggir sungai nangka ada gudang belacan artinya guadang ini kita poles menjadi pabrik terasi berstandar nasional ) Kemudian daerah ini juga bisa dijadikan rekreasi pantai seperti pada gambar nomor 5.

1
2
3
Ketarangan foto :
Pulau ini terdapat di depan jalan asahan atau tepatnya disebelah kiri ketika kita mulai memasuki titi tabayang ( Jembatan Tanjungbalai Sei Kepayang foto nomor 2 ) namanya pulau Tuan karena pulau ini hadiah yang diberikan bupati asahan Alm. H. Manan Simatupang kepada ulama besar tanjungbalai yang bernama Tuan Thohir Abdullah maka kita klaim pulau ini pulau Tuan.
Disekitarnya banyak ikan dan udang seperti foto gambar 3 pulau ini nanti akan dibeton keliling ditimbun pasir putih dan bebatuan diberi pagar disekeliling pulau namun ada tempat posisi untuk memancig sehingga orang kepulau ini pada umumnya orang yang berniat memancing udang galah dan dipulau ini kita tanami pohon mangga,yang kita ketahui bahwa buah mangga dikota Tanjugbalai ini cukup manis dan tidak kalah dengan buah mangga dari daerah luar,perhatikan saja rumah penduduk yang berada dipinggir kota tanjungbalai ketika musim mangga, maka bisa kita ambil kesimpulan bahwa budi daya mangga dikota ini cukup menjanjikan.
Dipulau ini akan dibangun 2 gedung kiri dan kanan pulau sebagai penangkaran burung merpati, ada ribuan burung merpati di pulau ini sehingga dipulau ini ada kedai yang menjual pakan burung merpati sehingga pengunjung dipulau ini selain memancing udang dia juga akan memberi makan burung merpati ( seperti dihalaman Masjidil Haram ).

 1
 2
3
Ketarangan Gambar :
Pulau ini berada didepan jalan asahan atau tepatnya disebelah kanan ketika kita mulai memasuki titi tabayang ( Jembatan Tanjungbalai dan Sei Kepayang  seperti foto gambar 1 ) nama pulau ini kita klaim pulau tiga sen ( mengingat sejarah bahwa didepannya dahulu ada tangkahan tiga sen ) dipulau ini akan dibeton dan akan diisi dengan pasir putih sembari dikelilingi hutan mangrov, waterboom dan air mancur setinggi 30 meter ( 50 Buah ) lapangan Futsal terbuka ( Futsal Fantai )
 1
2
Ketarangan :
Kita Klaim nama Pulau ini adalah Pulau Putat berada bersebelahan dengan pulau tiga sen namun lebih dekat dengan desa sei serindan, pulau putat ini akan dibangun lapangan golf dan akan ditanami pohon putat yang bermanfaat sebagai anti oksidan dimakan sebagai lalapan baik buahnya dan pucuknya ditambah sambal kelapa mentah, dan ada ruangan pertemuan atau ruang pelatihan.
 1

2
Ketarangan :
Pulau ini sebenarnya bernama pulau rabuk terdapat dihujung desa simula jadi-pulau simardan tapi kita klaim nama pulau ini pulau kera putih mengingat legenda sejarah bahwa tenggelamnya kapal simardan didaerah sekitar pulau simardan dan istrinya dikutuk menjadi kera putih, menurut cerita bahwa kera putih ini terkadang muncul diwaktu-waktu tertentu, dipulau ini akan dibangun Tugu miniatur kapal dan patung simardan dan patung kera putih ( bercermin dari ketika kita berada dikota surabaya maka kita akan mendapati tugu buaya dan Hiu yang hampir setiap saat tidak pernah sunyi dari kegiatan pemotretan dan tugu arek-arek suroboyo akan menjadi ikon surabaya ) dipulai ini juga akan dilestarikan tanaman sagu yang sangat bermanfaat kebutuhan masyarakat sampai kedaerah sei saraf ( Tanjung medan ) dan dipulau kera putih ini akan dibuat pemandian air hangat buatan.

1
2
Keretangan foto :
1      Pantai lumut ( poto 1 ): pantai ini akan di beton keliling dan akan ditimbun dengan pasir putih yang indah dan disini akan dijadikan sanggar pramuka, area perkemahan dan ruang Diklat, serta dilengkapi hotel dengan model rumah pantai.
poto nomor 2 tampak dari sebelah kanan deretan pulau kera putih dan sei sarap sedangkan sebelah kiri pantai lumut. Alangkah elok kalau kita buat jembatan antar pulau dan disebelah belakang patai lumut akan dibangun dermaga untuk lokasi pemancingan. Dan disekitar pulau lumut ini juga akan dibangun tempat pembibitan dan peternakan ikan lewat keramba disekitar pulau.

 1
 2
3
Keterangan foto :
Pulau ini kita klaim sebagai pulau kelapa terletak dibalik pulau lumut bagian belakang berdekatan dengan sebelah desa sei serindan dan sei tualang, pulau ini nantinya akan ditanami  pohon kelapa hibrida dengan pasir putih yang indah akan dibangun tempat pendidikan kader ulama dan hafiz Qur’an serta fasilitas fasilitas pendukung. Disini juga akan dibangun penangkaran segala macam jenis burung yang dapat dibudi dayakan. Pada gambar 3 adalah daerah pinggir pulau sei serindan dan seu tualang. Disekitar pulau ini akan ditanami pohon sagu agar terlihat lebih indah dan disekitar pinggir sungai ini akan dibangun penginapan dan keramba keramba ikan bahkan restoran apung dan dermaga pemancingan.
 1
 2
3
Keterangan :
1.      Daerah pantai amor dekat titi sei kepayang atau daerah penambatan feri lama ini akan dijadikan dermaga induk untuk penyeberangan kepulau disungai asahan disini akan menjadi pusat transfortasi sungai ( Sampan Kotak,Kapal Feri Kecil, Speedboot karena wilayah wisata ini semuanya harus lewat tranfortasi sungai, dermaga ini juga berfungsi sebagai sekretariat penjaga pantai – pulau yang ada dengan fasilitas dan alat komunikasi yang berstandar nasional dan mengatur tentang informasi keberadaan pulau dan daerah wasita sungai lainnya, menjadi gerbang utama Bagi pengungujung untuk berkunjung kepulau yang ada disungai asahan.
Ketentuan-ketentuan lain.
Setiap pulau memiliki rumah penjagaan, gerbang masuk dan gerbang keluar fasilitas umum Wc,Kamar Mandi,tempat ibadah sedangkan penjualan aksesoris dan kuliner dapat menyesuaikan sesuai keadaan.
Setiap pulau memiliki kapal sped atau sampan kotak sebagai cadangan sewaktu-waktu dibutuhkan untuk penyeberangan pulang, maka salah satu penghuni pulau adalah yang siap berkerja 24 jam sebagai petugas transportasi.
2.      Pantai amor akan ditata seindah mungkin cafe-cafe tempat jualan akan dimundurkan sejajar dengan Vihara sehingga pantai terlihat lapang dan akan ditumbuhi pohon kelapa hibrida, menuju daerah pantai amor harus berjalan kaki karena kendaraan akan parkir dibelakang kantin-kantin atau kedai kuliner sejajar dengan vihara sekarang.
3.      Balai diujung tanjung akan difungsikan sebagai kantor dinas pariwisata didalamnya ada pelaminan, balai, tepak dan proferti alat lainnya ( Seperti isatana maimun medan saat ini ketika ada pengungjung yang datang akan berfoto pihak istana menyiapkan pakaian dan proferti lainnya dan balai diujung tandung ini menampilkan setiap malam minggu budaya yang ada ditanjungbalai tari melayu,pantun,Qasidah, Sinandung dan lain-lain.


 1
 2
 3
4
5

Keterangan :
1.      Pajak kawat akan kita jadikan taman rekreasi pantai melihat pantai berdiri tanpa ada hambatan sementara pajak kawat kita pindahkan kepajak TPO ( Monja ) sementara itu Monja kita pindahkan kedaerah Alteri dibibir sungai silo juga ( Dilokasi foto Nomor 5 ) sementara pajak ikan dipindahkan ditepian sungai pajak bengawan ( dibuat dermaga mulai pangkal titi silo sampai panjang  300 meter.
2.      Sementara itu pinggiran sungai silo sebelah monja ( TPO pada foto nomor 4 dijadikan rekreasi pantai ditambah wisata kuliner )
3.      Sementara itu diseberang ( Pajak Kawat yang akan kita jadikan rekreasi pantai akan dibangun pantai terbuka dengan siraman pasir yang indah sampai mengarah kehujung Es Dengki dan dihujung pantai Es Dengki inilah dibuat dermaga kapal Feri kewilayah Sei Berombang, Penipahan, Sei Ledong. 

Demikianlah mimpi ini kita tulis sebagai wujud cinta kita kepada kota Tanjungbalai, pertanyaannya adalah itukan sebagian daerah asahan maka jawabnya adalah " Hati mau seribu daya, Hati tak mau seribu alasan "




 






                       









                      


Entri Populer