Source: http://caramembuat524.blogspot.com/2014/02/cara-membuat-rating-bintang-blog-di.html t-rating-bintang-blog-di.html AL WASHLIYAH KOTA TANJUNG BALAI: Jejak Islam dan Perjalanan Alwashliyah di Kota Tanjungbalai Oleh : Gustami,S.Sos.I M.M.Pd ( Ketua PD Alwashliyah Kota Tanjungbalai )

WELCOME TO BERITA AL JAM'IYATUL WASHLIYAH KOTA TANJUNG BALAI - SUMATERA UTARA


widgets

Rabu, 05 Oktober 2016

Jejak Islam dan Perjalanan Alwashliyah di Kota Tanjungbalai Oleh : Gustami,S.Sos.I M.M.Pd ( Ketua PD Alwashliyah Kota Tanjungbalai )

Jejak Islam dan Perjalanan Alwashliyah di Kota Tanjungbalai
Oleh : Gustami,S.Sos.I M.M.Pd ( Ketua PD Alwashliyah Kota Tanjungbalai )

Sketsa : Jejak Islam dan Perjalanan Al Washliyah di Kota Tanjungbalai Merupakan Sejarah Perjalanan dan Perkembangan Islam di Kota Tanjungbalai serta di Iringi Perjalanan Al Washliyah dalam menopang Pendidikan dan Dakwah sebagai Upaya Perkembangan Islam Zaman Berzaman. Sketsa Sederhana ini di tulis dalam rangka Gebyar Hari Lahir Alwashliyah Ke 85 Kota Tanjungbalai.

1.      Kesultanan Asahan
Kesultanan Asahan berdiri tahun 1630 di wilayah yang sekarang menjadi Kota Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Kabupaten Batubara, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Kabupaten Labuhanbatu, dan Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Kesultanan ini ditundukkan Belanda pada tahun 1865. Kerajaan ini melebur ke dalam negara Indonesia pada tahun 1946. Di bawah pemerintahan Sultan Muhammad Hussein Syah (1813 – 1854) dan anaknya, Sultan Ahmad Syah, Asahan merupakan kerajaan yang disegani di daerah antara Serdang dan Siak dan mempunyai pengaruh besar di Batu Bara, Bilah dan Panai. Di masa inilah terjadi pertembungan antara Belanda, Inggris dan Aceh di Asahan karena Belanda dan Inggris masing-masing bersaing untuk meluaskan kekuasaan penjajahan dan perdagangan mereka di pesisir timur Sumtera sementara Aceh pun berkeras mempertahankan kedaulatannya di Asahan.

Raja Abdul Jalil, Sultan pertama Asahan merupakan putra Sultan Iskandar Muda. Asahan menjadi bawahan Aceh sampai awal abad ke-19.

Pada tanggal 12 September 1865, kesultanan Asahan berhasil dikuasai Belanda. Sejak itu, kekuasaan pemerintahan dipegang oleh Belanda. Kekuasaan pemerintahan Belanda di Asahan/Tanjung Balai dipimpin oleh seorang Kontroler, yang diperkuat dengan Gouverments Besluit tanggal 30 September 1867, Nomor 2 tentang pembentukan Afdeling Asahan yang berkedudukan di Tanjung Balai dan pembagian wilayah pemerintahan dibagi menjadi tiga, yaitu:
1.          Onder Afdeling Batubara
2.          Onder Afdeling Asahan
3.          Onder Afdeling Labuhan Batu
Sultan terakhir Asahan lebih merupakan Kepala Keluarga dari kerabat kerajaan yang masih ada. Sultan Asahan I, Sultan Abdul Jalil, adalah putera Sultan Iskandar Muda dari Kesultanan Aceh yang menikah dengan Siti Ungu Putri Berinai (Siti Unai), puteri Raja Halib (al-Marhum Mankat di-Jambu), dari Pinangawan.
Penabalan Sultan Abdul jalil sebagai raja pertama Kerajaan Asahan di Kampung Tanjung kemudian memulai sejarah pemerintahan Kerajaan Asahan pada tahun 1630. Dalam catatan sejarah, Kerajaan Asahan pernah diperintah oleh sebelas orang raja, sejak raja pertama Sultan Abdul Jalil pada tahun 1630 sampai dengan Sultan Syaiboen Abdul Jalil Rahmadsyah tahun 1933, yang kemudian mangkat pada tanggal 17 April 1980 di Medan dan dimakamkan di kompleks Mesjid Raya Tanjungbalai. Adapun urutan-urutan Sultan di Asahan tersebut adalah
1.    Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah (1930-.......)
2.    Sultan Saidisyah (16...-17....)
3.    Sultan Muhammad Rumsyah (17...-1760)
4.    Sultan Abdul Jalil II (1960-1965)
5.    Sultan Dewasyah (1965-1805)
6.    Sultan Moesasyah (1805-1808)
7.    Sultan Alisyah (1808-1813)
8.    Sultan Muhammad Husinsyah (1813-1859)
9.    Sultan Ahmadsyah (1859-1888)
10.   Sultan Muhammad Husinsyah II (1888-1915)
11.   Sultan Syaiboen Abdul Jalil Rahmadsyah III (1933-1980)
12.   Sultan Kamal Abraham Abdul Jalil (1980-…)
2.      Jejak Islam Di Kota Tanjungbalai
Jejak Islam Di Kota Tanjungbalai tidak terlepas dari perjalanan kerajaan Islam Kesultanan Asahan dengan salah satu bukti Keberadaan  masjid Raya Ahmadsyah  ini berkaitan langsung dengan Kesultanan dan  penobatan nama Masjid “Ahmadsyah” jelas diambil atau dinisbahkan dari nama Sultan Ahmadsyah yang memerintah Kesultanan Asahan pada tahun 1954.
Masjid Raya Ahmadsyah ini merupakan masjid tertua yang pernah ada di Tanjung Balai karena memang sebagaimana yang disebutkan sebelumnya masjid ini berkaitan langsung dengan Kesultanan Asahan yang pernah ada di Tanjung Balai. Dalam perkembangan selanjutnya, baik pada masa ataupun pasca Kesultanan Asahan masjid ini menjadi pusat pelbagai kegiatan, baik itu yang berkaitan dengan keagamaan, sosial dan budaya masyarakat Islam di Tanjung Balai. Hal ini jelas menunjukkan kalau Masjid Raya Ahmadsyah ini memiliki peran signifikan bagi masyarakat Tanjung Balai,Secara fisikal masjid ini masih terawat secara baik, walaupun telah ada upaya “peremajaan” bangunan fisik masjid tersebut. Namun, bukti-bukti historis masjid ini masih sangat jelas terlihat. Sebagaimana sebelumnya disebutkan Masjid Raya Ahmadsyah Tanjung Balai memiliki peran signifikan bagi perkembangan Islam di Tanjung Balai. Sebab, masjid ini selain sebagai saksi sejarah yang paling nyata yang masih tersisa, di samping yang lainnya mengenai perkembangan dan dinamika Islam di Tanjung Balai, terutama pada masa Kesultanan Asahan. Termasuk juga di dalamnya perlawanan masyarakat Tanjung Balai dalam menghadapi para penjajah karena memang masjid ini juga dijadikan sebagai pusat komunikasi umat Islam dalam pelbagai aspek kehidupan.
3.      Perjalanan Al Jam’iyatul Washliyah di Kota Tanjungbalai
Sebagai kesultanan yang berada dalam pengaruh kebuadayaan Islam, maka di Asahan juga berkembang kehidupan keagamaan yang cukup baik. Bahkan, ada seorang ulama terkenal yang lahir dari Asahan, yaitu Syeikh Abdul Hamid. Ia lahir tahun 1880 (1298 H), dan wafat pada 18 Februari 1951 (10 Rabiul Awal 1370 H). Datuk, nenek dan ayahnya berasal dari Talu, Minangkabau. Syekh Abdul hamid belajar agama di Mekkah, karena itu, ia sangat disegani oleh para ulama zaman itu.
Dalam perkembangannya, murid-murid Syekh Abdul Hamid inilah yang kelak mendirikan organisasi Jamiyyatul Washliyyah. Sebuah organisasi yang berbasis pada aliran sunni dan mazhab Syafi'i. Dalam banyak hal, organisasi ini memiliki persamaan dengan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) yang didirikan oleh para ulama Minangkabau. Adanya banyak persamaan ini, karena memang para ulama tersebut saling bersahabat baik sejak mereka menuntut ilmu di Mekkah. Pandangan para tokoh agama ini sangat berbeda dengan paham reformis yang dibawa oleh para ulama muda Minangkabau, seperti Dr. Haji Abdul Karim Amrullah. Oleh sebab itu, sering terjadi polemik di antara para pengikut kedua paham yang berbeda ini.
Di paruh pertama abad ke-20, sekitar tahun 1916, di Asahan telah berdiri sebuah sekolah yang disebut Madrasah Gubahan Islam . Sebagai direktur pertama, ditunjuk Syekh Abdul Hamid. Dalam perjalanannya, madrasah Gubahan Islam  ini kemudian berkembang menjadi salah satu pusat pendidikan Islam yang penting di Asahan, bahkan termasuk di antara madrasah yang terkenal di Sumatera Utara, sebanding dengan Madrasah Islam Stabat, Langkat, Madrasah Islam Binjai dan Madrasah al-Hasaniyah Medan. Di antara ulama terkenal lulusan sekolah Asahan ini adalah Syeikh Muhammad Arsyad Thalib Lubis (1908-1972).
Al Jam’iyatul Washliyah yang lahir Pada 30 November 1930 dan bertepatan 9 Rajab 1349 H Di kota Medan, Sumatera Utara. Al Jam’iyatul Washliyah yang lebih di kenal dengan sebutan Al Washliyah lahir ketika bangsa Indonesia masih dalam penjajahan Belanda dan ummat islam Indonesia dalam keadaan terpecah belah.
Tahun 1933 Alwashliyah sampai di daerah Asahan Tanjungbalai,dan telah berdiri pendidikan – pendidikan Madrasah Alwashliyah dan Pengurus ranting – Ranting Al washliyah, salah satunya Madrasah Al Washliyah Sei Serindan,Sei Kepayang,Pematang, Teluk Nibung dan Sei Apung Kebun Kelapa. Cepatnya Al Washliyah Ke Tanjungbalai karena Muhammad Arsyad Tholib Lubis Yang merupakan pendiri Al Washliyah sering datang ke Kota Tanjungbalai sembari belajar dan mengajar.
Tokoh Al Washliyah Syekh Ismail Abdul Wahab adalah ulama dan pejuang islam di kota Tanjungbalai yang merupakan guru besar di kota Asahan Tanjungbalai waktu itu ( yang meninggal dunia di tembak Belanda Tujuh kali), merupakan salah satu pengurus Al Washliyah di Tanjungbalai ( Pendiri Perguruan Gubahan Islam )dan di Lanjutkan perjalanan Al Washliyah oleh tuan Thohir Abdullah sebagai penerus perjuangan Al washliyah pada tahun 1945.
Besarnya pengaruh da’i dan guru serta ulama Al Washliyah sebagai pembimbing ummat tentunya tidak bisa terlepas dari perjalanan islam di Kota Tanjungbalai. Al Washliyah berperan aktif mulai tahun 1933 sampai sekarang dalam membangun kemajuan negri ini lewat pendidikannya. Al washliyah sampai hari ini memiliki 11 satuan pendidikan Madrasah yang terdiri dari RA sampai Madrasah Aliyah Tentunya sedikit banyak memberikan kontribusi terhadap perkembangan islam di Kota Kerang tercinta ini.
Kota Tanjungbalai mayoritas Islam dan mayoritas berwashliyah. Ini dibuktikan banyaknya para ulama dan ustadz saat ini adalah kader – kader Washliyah. Diantaranya adalah :
H. Ma’ruf ( Ketua MUI ) , H. Sahlan Sitorus ( Ulama Besar Kota Tanjungbalai ), Dr. H. Thamrin Munthe,M. Hum,( Wali Kota  Tanjungbalai ), sejengkal – demi sejengkal tanah di Kota Tanjungbalai ini adalah Buminya Alwashliyah.
Perjalanan Islam dan Al washliyah suatu kesatuan yang tiak bisa di pisahkan dari sejarah di kota Kerang Tercinta ini. Washliyah mengembangkan islam lewat Madrasah dan Da’i nya, menciptakan kader – kader yang militan,lewat pandu dan gerakan pemuda Alwashliyah untuk menantang penjajah Belanda dengan pekik Takbir “Allahu Akbar”.
“Dirgahayu Alwashliyah Ke 85”

Hidup lah washliyah zaman ber zaman 


Foto : Syekh Ismail Abdul Wahab
Tokoh Alwashliyah yang di eksekusi Belanda denga tujuh kali tembakan 


Foto : Muhammad Thohir Abdullah ( Tuan Thohir )
Ulama dan Penerus Alwashliyah Generasi ke II


Dokumen Madrasah Al Washliyah Sei Serindan Asahan Tanjungbalai



Foto : Pengurus Al Washliyah Asahan Dan Tanjungbalai

Dokumen Catatan Madrasah Al Washliyah Asahan Tanjungbalai


Dokumen Catatan Pengurus Cabang Dan Ranting Al Washliyah
Asahan Tanjungbalai


Dokumen Catatan Nama Pengurus Pandu Al Washliyah
Tanjungbalai Asahan


Masjid Raya Sultan Ahmadsyah
Salah Satu Peninggalan Kesultanan Islam Asahan Di Kota'
Tanjungbalai Asahan


Mushalla Al Washliyah 
Salah Satu Bukti Dimana Al Washliyah Kota Tanjungbalai
Dalam Pengembangan Dakwahnya Aktif Zaman Berzaman







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer